Saat ini, tidak hanya satu jenis pasir bangunan yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi. Setiap tipe tentunya memiliki fitur dan fungsi yang berbeda tergantung kebutuhan dan kebutuhan pengembangan.
Menggunakan jenis pasir yang salah akan berdampak negatif pada stabilitas bangunan yang sedang dibangun. Inilah mengapa sangat penting untuk mengetahui pasir dan fungsinya masing-masing agar tidak berlebihan.
Jangan sampai proses konstruksi terhambat atau pekerjaan konstruksi terancam bahaya karena pasir yang digunakan tidak sesuai. Pasir bangunan yang digunakan untuk membangun pondasi akan berbeda dengan pasir yang digunakan untuk membuat batako. Ini juga akan berbeda dengan pasir yang digunakan untuk memplester dinding.
Jadi Anda tidak bisa sembarangan memilih pasir hanya karena paling mudah didapat atau lebih murah dari yang lain. Langsung saja simak perbedaan ciri-ciri jenis pasir dalam konstruksi berikut ini.
1. Pasir Beton
Pasir beton memiliki ciri warna hitam, tekstur halus dan tidak menggumpal. Seperti namanya, pasir jenis ini digunakan saat ingin mencampur bahan beton. Sifatnya sangat cocok untuk membuat bangunan menjadi lebih kokoh, sehingga kualitasnya bisa dibilang sangat bagus.
2. Pasir Urug
Pasir jenis ini diperoleh dari hasil penyaringan limbah pasir sebagai sisa ayakan atau sisa pasir yang telah dicuci. Tekstur pasir urug tentunya berbeda dengan jenis pasir sebelumnya. Pasir Urug memiliki tekstur yang lebih kasar.
Kualitasnya juga biasa karena tidak digunakan untuk manikur atau perekat batu bata. Jenis pasir ini digunakan untuk mendistribusikan beban dan menstabilkan tanah. Saya yakin Anda pernah mendengar seseorang mengatakan \”pasirnya harus diurug dulu\”, bukan? Ungkapan ini menunjukkan bahwa tanah pembangunan harus diratakan terlebih dahulu agar pembangunan dapat berjalan dengan lancar.
3. Pasir Mundu
Pasir mundu sangat umum digunakan dalam proyek konstruksi. Namanya kemungkinan besar asing di telinga Anda yang tidak tahu menahu soal konstruksi. Namun Anda akan mengenali pasir mundu ini dari teksturnya yang kasar dan warnanya yang kecokelatan.
Anda tidak akan kesulitan mencari jenis pasir satu ini karena tersedia di berbagai tempat. Harganya juga terjangkau jika dibandingkan dengan jenis pasir lainnya. Pasir mundu biasanya menjadi bahan campuran untuk plester atau perekat batu bata dan batako.
Baca Juga : mengenal pondasi bangunan yang relevan
4. Pasir Pasang
Pasir pasang menjadi jenis pasir yang lebih halus dari yang lainnya. Teksturnya yang halus menunjukkan kualitas dan sifat rekatnya yang sangat bagus untuk proses konstruksi. Pasir pasang digunakan untuk merekatkan batu bata, keramik, batu alam, dan lain sebagainya.
5. Pasir Merah / Jebrod
Anda pasti sudah tidak asing dengan jenis pasir yang satu ini. Pasir merah atau yang juga dikenal dengan sebutan Jebrod sering digunakan untuk membuat beton. Pasir merah akan dicampur dengan pasir beton supaya daya rekat yang dihasilkan makin kuat. Pasir ini memiliki warna merah yang beragam seperti warna merah bata, merah kecokelatan, dan merah oranye.
6. Pasir Sungai
Pasir sungai memiliki tekstur yang kasar karena terbuat dari batuan sungai yang keras. Namun bukan berarti teksturnya sangat kasar. Pasir sungai selalu tergolong pasir halus karena memiliki daya rekat yang sama dengan jenis lainnya. Pasir sungai sering dipilih sebagai pondasi bangunan karena terbukti lebih awet.
7. Pasir Bangka
Terakhir ada jenis pasir bangka yang berasal dari Bangka Belitung. Pasir bangunan satu ini dapat dikatakan memiliki kualitas yang sangat bagus. Warnanya cukup beragam tergantung pada tempat galian pasir tersebut.
Ada yang berwarna putih bersih, cokelat, cokelat keputihan, dan kuning kecokelatan. Dalam konstruksi, pasir ini digunakan untuk pembuatan beton, plester, cor, dan masih banyak lagi.
Ciri-Ciri Pasir Berkualitas Bagus
Dalam proyek konstruksi atau pembangunan, pasir menjadi salah satu bahan material utama yang tidak boleh terlewatkan. Keberadaannya sangat penting karena digunakan untuk menjadi perekat dengan bahan lain seperti semen yang akan membuat bangunan menjadi kokoh.
Namun ternyata selain jenis-jenis yang baru saja dijelaskan, pasir juga dapat dibedakan kualitasnya berdasarkan karakteristik standar SNI. Berikut beberapa ciri-cirinya:
- Pasir tidak boleh hancur total saat diuji dengan Natrium Sulfat. Total bagian yang hancur hanya boleh mencapai maksimal 12%. Di sisi lain, saat diuji dengan Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimal hanya 10%.
- Tidak boleh mengandung lumpur berlebihan. Jika diukur maka kandungan lumpur dalam pasir tersebut tidak boleh melebihi 5%. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena kandungan lumpur bisa dikurangi dengan mencuci pasir tersebut.
- Tidak mengandung banyak bahan organik.
- Pasir yang kuat akan memiliki reaksi negatif dengan golongan alkali.
- Indeks kekerasan pasir tersebut harus di bawah 2.2.
- Karakteristiknya memiliki butir yang keras dan tajam.
- Susuran pasir harus beraneka ragam.
- Penggunaan pasir laut tidak diperkenankan kecuali sudah memiliki izin, diakui, dan berdasarkan petunjuk lembaga pemerintahan.
Khususnya bagi Anda yang sedang berencana membeli pasir bangunan tidak perlu bingung bagaimana cara memilih pasir bangunan yang berkualitas bagus. Pasalnya kami mempunyai trik yang mudah tapi sangat jitu untuk mengetahui mutu dari suatu pasir. Anda hanya perlu mengambil segenggam pasir memakai tangan, lalu lepaskan secara perlahan-lahan. Silakan perhatikan bagaimana gerakan pasir yang terjatuh dari genggaman Anda.
Apabila pasir yang terjatuh dari tangan tetap menggumpal artinya pasir tersebut mempunyai kualitas yang tidak terlalu bagus. Pasir tersebut tetap menggumpal sebab banyak mengandung lumpur, tanah, atau garam. Sedangkan kualitas pasir yang bagus ditandai dari jatuhannya yang bertebaran, terpecah-pecah, dan tidak menggumpal ketika lepas dari genggaman tangan. Anda sebaiknya membeli pasir yang seperti ini.